Home » Cirebon » Hendak Konfirmasi, Wartawan Radar Cirebon Malah di Intimidasi Oknum Polisi

Hendak Konfirmasi, Wartawan Radar Cirebon Malah di Intimidasi Oknum Polisi

CIREBON – Seorang wartawan Radar Cirebon semula hendak mengkonfrimasi kebenaran terkait kasus modus penipuan penukaran ATM yang terjadi di Jalan Perjuangan Kota Cirebon, malah kena intimidasi oleh oknum Polisi Polsek Utara Barat (Utbar), Jum’at (2/11/2018).

Wartawan Radar Cirebon itu namanya Ade, ia hendak menanyakan kepada salah seorang anggota polisi yang sedang melakukan operasi zebra terkait kasus penukaran ATM itu. Namun ia di arahkan kepada salah seorang yang menurutnya anggota Reskrim polsek Utbar. Dengan cekatnya Ade langsung bergegas menemui anggota reskrim tersebut.

Dan anggota reskrim tersebut mengatakan kalau kasusnya memang masih dalam pemeriksaan, yang kemudian anggota reskrim yang tidak diketahui namanya itu menyarankan Ade untuk menunggu.

“Sambil nunggu, saya laporan ke Grup redaksi. Kemudian memfoto sekitaran Polsek Utbar ini yang bertujuan adalah untuk mengabarkan bahwa saya sedang menjalani tugas dari redaksi,” kata Ade.

Namun, ketika wartawan tersebut mengarahkan Handphonenya ke aktivitas rajia, dengan tiba-tiba ada seorang oknum anggota polisi berpakaian preman membentak dengan kasar wartawan tersebut dan menanyakan maksud dan tujuan wartawan itu memfoto aktifitas rajia dan menggiringnya ke bagian Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).

“Saya digiring ke ruang bagian SPK dan saya di intimidasi oleh oknum polisi yang berpakaian preman tersebut,” bebernya.

Lebih lanjut Ade menjelaskan, dengan nada tinggi, oknum polisi berambut lurus memakai kaos dengan celana levis saat itu langsung mengambil HP milik wartawan itu dan menanyakan surat tugas serta menyita KTP.

“Padahal sudah saya jelaskan maksud dan tujuan saya. Yang saya tau tidak ada larangan bagi siapapun untuk memfoto aktifitas rajia. Parahnya lagi oknum polisi itu sempat mengancam saya untuk memasukan saya ke sel,” jelas wartawan yang masih magang tersebut.

Selain identitas dan HP disita, wartawan tersebut sempat di foto tepat di bagian wajahnya dengan terus mengintrogasi bahwa yang dilakukannya memfoto aktifitas rajia itu salah dan harus se ijin pimpinannya.

“Sempat di foto, dan membuka handphone saya. Mulai dari chat pribadi sampai galeri semua dia buka. Dan oknum polisi tersebut sempat mengatakan kalau saya ini adalah penyebar berita hoax karena memfoto tanpa izin,” terang Ade.

Sekitar 30 menit wartawan tersebut di interogasi, dan ketika wartawan itu menanyakan siapa nama dan unit yang menaunginnya, oknum polisi tersebut enggan menjawab. “Saya merasa di intimidasi dengan umpatan nada tinggi, saya tanyakan nama polisi itu dan dari satuan mana tetapi dia tidak menjawab dan saya langsung di suruh pulang,” tandasnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*