CIREBON – Memprihatinkan! Inilah kondisi yang terjadi di Desa Dompyong Kulon, Kec Gebang, Kab Cirebon, menjelang pergantian tahun 2019. Karena nihil JPU (Penerangan Jalan Umum) khususnya di jalur Dompyong Kulon menuju Blok Campedak, jalan yang sudah mulus ini menjadi jalur favorit untuk muda mudi yang diduga bernaluri mesum.
Terbukti dari pantauan Jabar Publisher, Minggu (30/12/2018) malam, sekitar pukul 22:00, saat menyusuri jalur gelap gulita itu, dari arah SMPN 2 Gebang menuju Blok Campedak. Tak kurang dari delapan pasang muda mudi berada di tepian jalan sedang berduaan di tempat gelap. Sebagian lainnya berpelukan di atas sepeda motor. Ada pula yang mojok ditepian “hawangan” (saluran irigasi untuk sawah di jalan tersebut). Bahkan terpantau juga remaja berhijab biru di tempat gelap tersebut tengah berduaan.
Masing-masing dari mereka bereaksi berbeda saat tersorot lampu kendaraan. Ada yang malu-malu, ada pula yang tetap cuek tanpa menghiraukan kendaraan lain yang melintas. Maklum, di jalur itu selepas pukul 21:00 minim sekali pengguna jalan yang melintas alias sepi.
Ismail Marzuki, warga Dompyong Kulon menuturkan kepada JP, fenomena mesum berjamaah ini terjadi utamanya karena nihilnya penerangan. “Yang pertama itu karena gelap, gak ada lampu penerangan sampai ke rel kereta api arah balai desa. Kalau terang, saya yakin mereka juga malu untuk berbuat yang tidak-tidak,” ujar pria yang berprofesi sebagai Guru SD ini.
Ia berharap, pemerintah setempat dalam hal ini Pemdes Dompyong Kulon bisa mengcover kerisauan ini sehingga fenomena mesum ini tidak menjadi kebiasaan yang berkepanjangan. “Saya dengar ada pemasangan PJU, saya kira tadinya bakal dipasang di jalur ini, tapi nyatanya dipasang di jalur lain yang cukup ramai. Jadi menurut saya kurang pas, karena pemasangan PJU lebih dibutuhkan disini. Selain menghindari tindakan mesum, untuk mengantisipasi tindak kriminalitas juga, seperti misalnya begal, ” imbuh dia.
Hal senada juga disampaikan KH. Makdor, salah seorang tokoh masyarakat di desa setempat. “Intinya kembali pada kepedulian pemerintah setempat. Selama ini memang dilakukan pembiaran, tidak ada semacam kontrol dari pamong desa atau kuwu. Jadi ya seperti inilah akibatnya, mereka para muda-mudi makin tidak bisa menjaga sikap,” ujar pimpinan Ponpes Al-Shohwah ini.
Carlan, warga desa tetangga mengatakan, pasangan diduga mesum itu lebih banyak mojok pada saat malam minggu ketika cuaca cerah. “Paling banyak malam minggu. Yang terlihat dengan mata saya sendiri saat lewat, ada sekitar 15 pasang cewe dan cowo yang sedang asyik berduaan,” terang Carlan dengan wajah kaget.
Menurut sumber lainnya, warga setempat berinisial H menyebutkan, bahwa dirinya pernah memergoki pasangan muda-mudi yang tengah bertelanjang. Bahkan saat memergoki mereka langsung lari tunggang langgang tanpa memakai celana. “Saya sengaja matikan lampu motor saya, lalu pas sudah dekat dihidupkan. Ehh mereka kaget dan langsung kabur naik motor. Bahkan celananya saya bawa ke rumah, pas saya cek ada uang Rp 30.000 didalam celana si pria,” bebernya.
Tapi sekarang sumber tersebut memilih bersikap cuek karena pemdes setempat juga terkesan masa bodoh menyikapi fenomena ini. “Dari desa saja tidak ada tindakan apa-apa, padahal banyak warga yang resah, termasuk saya juga. Jadi ngapain capek-capek ngoprak-ngoprak mereka terus (muda-mudi mesum),” tegasnya. (jay/adi)