CIREBON – Menyandang jabatan sebagai Kuwu atau Kepala Desa bukanlah hal yang mudah. Karena baik buruknya serta maju mundurnya sebuah desa, tak lepas dari peran sang pemangku kebijakan yakni kuwu.

Diwawancarai secara khusus oleh Jabar Publisher, Senin (12/11/2019), Kuwu Lebak Mekar, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Alex Setiawan menceritakan pengalamanya dalam mempimpin desa. Buah kerja kerasnya selama menjabat sebagai kuwu selama dua periode ini, benar-benar bisa dirasakan masyarakat setempat, terutama dalam bidang pelayanan dan pembangunan.
Meski letak geografis Desa Lebak Mekar ini boleh dibilang terpencil, namun dari segi kondisi kantor desa, boleh diadu bahkan dengan desa-desa lain yang memiliki predikat desa maju sekalipun. Setidaknya itulah yang terpantau kamera JP saat menggelar roadshow ke sana.
“Kenapa dibuat megah, karena saya punya prinsip bahwa bekerja itu harus nyaman. Begitu juga dengan kantor, saya rasa itu wajib dibuat nyaman. Karena meskipun skup nya kecil, ini adalah pemerintahan, anggaran pemerintah masuk ke sini tentunya berikut amanah dan juga tanggungjawabnya,” ungkap Kuwu Alex membuka wawancara.
Disamping itu, Ia juga Ingin memberikan kenyamanan kepada masyarakatnya saat masuk ke kantor desa. Maksudnya agar masyarakat bisa merasakan kenyamanan yang sama saat masuk ke kantor lain yang tingkatannya lebih tinggi, seperti kantor kecamatan atau kantor dinas di kabupaten.
Kondisi Kantor Desa Lebak Mekar saat ini sedang dalam tahap finishing pembangunan. Kuwu Alex menargetkan bulan Desember 2019 mendatang pembangunan bisa selesai dan kantor siap digunakan untuk pelayanan masyarakat. Ia pun berencana mengundang sejumlah pihak saat peresmian nanti.
Kantor desa dengan konsep minimalis modern tersebut terdiri dari beberapa ruang vital antara lain ruang pelayanan, ruang kuwu, ruang perangkat desa, ruang tiga pilar, aula, musholla, ruang publik, sekretariat BPD, LPMD, toilet, dan lainnya. Sedangkan Gedung Puskesos yang juga tak kalah megah, berada tepat di depan kantor desa Lebak Mekar.

“Sumber anggaran pembangunan kantor desa ini dari Dana Desa tahun 2017 sebesar Rp 240 juta sedangkan untuk tahap finishing dari Banprov Jabar sebesar Rp 101 juta. Insya Allah Desember ini selesai dan akan dilanjut ke Banprov yang lain diangka 30-50 juta. Perlu diketahui juga tahun 2020 mendatang Kantor Desa Lebak Mekar sudah bebas asap rokok,” ujar Kuwu yang hobi memakai kaos dalam ini.
Nah mengulas sisi pelayanan, Kuwu Lebak Mekar juga menegaskan bahwa pelayanan di desanya terbuka untuk warga selama 24 jam. Tak tanggung-tanggung, demi mewujudkan visi tersebut, Pak Kuwu rela tidur di kantor desa. Tujuannya agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan, terlebih yang sifatnya emergency (darurat) bisa segera ditangani. Lalu apakah Ia merasa terganggu? Atau apakah ada apresiasi lebih dari pemerintah, mengingat gebrakan dan terobosan yang dilakukan Kuwu Lebak Mekar ini boleh dibilang fenomenal.
“Pelayanan disini 24 jam, silahkan cek. Karena Kebutuhan masyarakat diluar urusan administrasi yang normatif pun harus dilayani. Untuk itulah saya tidur di kantor. Kalau ditanya apakah berat, apakah terganggu? Selama kita cinta dengan pekerjaan kita, kondisi apapun pasti akan merasa nyaman. Soal pengakuan saya fikir tidak terlalu krusial, karena yang saya lakukan itu adalah itikad saya sendiri sebagai kuwu,” tandasnya.
Kuwu Alex juga kerap kali menjadi solutor (pencari solusi) bagi rekan-rekan lainnya sesama kuwu yang tengah didera masalah. Terbukti dalam beberapa polemik yang dihadapi para kuwu berhasil Ia cari jalan tengahnya hingga menemukan solusinya.
Kendati begitu, Alex sendiri menepis bahwa dirinya adalah sosok kuwu yang ditokohkan. “Saya sendiri tidak merasa ditokohkan mas. Prinsipnya adalah saya selalu membuka silaturahim dengan siapapun tanpa terikat jabatan. Kalaupun yang saya lakukan ada dampak positifnya ya Syukur Alhamdulillah,” pungkas Pak Alex begitu Ia akrab disapa. (jay/adi)