Home » Headline » Dunia Panik Akibat Pandemi Corona, Harga Emas Makin Meroket

Dunia Panik Akibat Pandemi Corona, Harga Emas Makin Meroket

HARGA emas kemarin sempat anjlok, pagi ini menguat lagi. Penguatan harga emas dipicu oleh pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan wabah corona (COVID-19) sebagai pandemi.

Harga emas global di pasar spot pada perdagangan pada Kamis (12/3/2020) naik 0,1% ke level US$ 1.636,2/troy ons. Kemarin (11/3/2020) harga emas ditutup di US$ 1.634,53/troy ons atau ambles 0,88% dari harga penutupan perdagangan sebelumnya.

Harga emas sempat ambles ketika bursa saham global diwarnai dengan aksi jual yang menyebabkan koreksi dalam. Emas yang berada di level tertinggi terpaksa harus dijual untuk menutupi kerugian investasi pada instrumen lain salah satunya saham.

“Pada saat yang sama, emas dijual ketika pasar saham mengalami hari yang buruk untuk menutupi margins. Saya rasa ceritanya masih sama dan tidak berubah dalam beberapa minggu terakhir” kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Kenaikan harga emas pagi ini menyusul pernyataan WHO yang menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Artinya virus ini menjangkiti dunia dengan sangat cepat. Kini total kasus kumulatif COVID-19 di lebih dari separuh negara di dunia telah melampaui 125.000.

Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah korban meninggal akibat infeksi COVID-19 sudah mencapai 4.615 orang. Dunia jadi panik dan beralih ke aset-aset minim risiko salah satunya emas.

Aksi perburuan emas membuat harga emas terangkat, kekhawatiran yang terasa di bursa saham memberi ruang untuk harga emas naik. Bank sentral di berbagai negara pun diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan mereka.

Kemarin bank sentral Inggris (BoE) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 0,25%. Pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat juga diperkirakan masih akan terjadi.

Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group kemungkinan The Fed akan memangkas Federal Fund Rate (FFR) sebesar 100 bps berada di angka 94,4%. Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) akan dilaksanakan beberapa hari lagi pada 18 Maret nanti.

Saat ini FFR berada di kisaran 1-1,25%. Jika The Fed memenuhi ekspektasi pasar dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 100 bps,maka FFR akan berada di kisaran 0-0,25%. Saat ini The Fed masih terus menggelontorkan uang ke perbankan melalui transaksi repo sebesar US$ 175 miliar.

Rendahnya suku bunga terutama di AS membuat memegang instrument investasi tanpa imbal hasil seperti emas menjadi lebih dilirik. Karena biaya yang ditanggung alias opportunity cost memilih aset ini menjadi lebih rendah dan emas menjadi intstrumen yang menarik. (dbs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*