Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung
JAKARTA – Trio Kwek Kwek reuinia. Bersatunya kembali para personel grup ini sebagai bentuk persembahan untuk pencipta lagu anak-anak, Papa T. Bob, yang tengah sakit.
Lewat sebuah unggahan di media sosial, ketiga personel mantan grup penyanyi cilik ini menyanyikan lagu-lagu hits mereka yang diciptakan oleh Papa T. Bob.
Dea Ananda, Leony, dan Affandi merekam video yang direkam di rumah mereka masing-masing. Ketiganya berpadu menyanyikan lagu hit seperti Bis Sekolah, Ku Takut Mamaku Marah, dan Katanya, dengan iringan gitar dari Leony.
“Tribute to Papa T Bob. Video ini kita persembahkan untuk Papa T.Bob karena tanpa beliau enggak akan ada Trio Kwek Kwek, dan enggak akan ada lagu-lagu ini. Tetap semangat lawan penyakitnya, oom! Biar bisa berkarya lagi,” tulis Leony dalam unggahan di Instagram sembari membubuhkan emoji hati.
Ketiga personel Trio Kwek-Kwek adalah para pemenang Festival Bintang Cilik 1993, di mana Papa T. Bob menjadi salah satu jurinya. Semasa berjaya, Trio Kwek Kwek menghasilkan enam album utama dan empat album kompilasi.
Sebelumnya, diberitakan, Papa T. Bob belum lama ini masuk rumah sakit karena mengidap Diabetes. Kabar itu pertama kali diunggah Tina Toon, lewat akun medsosnya.
“Jadi dapet kabar dari temen-temen mantan artis cilik kalau om Wanda (nama asli om Papa T Bob) masuk RS karena diabetes, terus kemarin sempat nge-Whatsapp juga, dan beliau sendiri yang jawab kalau masih semangat dan mau berkarya lagi,” tulis Tina.
Dia menambahkan, “Doa dan support terbaik dari kami untuk kesehatan Papa T Bob dan bisa pulih dan menciptakan karya-karya yang selalu hits lagi (bukan hanya lagu anak sebetulnya, banyak karya beliau meledak di pasaran).”
Selain menciptakan banyak lagu anak-anak, Papa T. Bob juga merupakan sosok di balik pembentukan Trio Kwek Kwek pada 1993. Grup itu bubar pada 2001, seiring para personel yang beranjak dewasa.
Selain Trio Kwek Kwek, Papa T. Bob juga menjadi orang yang berandil besar bagi karier Joshua Suherman yang merupakan fenomena pada saat itu. (*)
