Home » Cirebon » Buntut Penemuan Mayat di Pantai Kejawanan, Warga Desa Gembongan Diperiksa Polisi

Buntut Penemuan Mayat di Pantai Kejawanan, Warga Desa Gembongan Diperiksa Polisi

CIREBON – Masih ingat kasus penemuan mayat perempuan tanpa busana bernama YS (28 tahun, asal Kab Subang)  yang ditemukan di bibir Pantai Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Kota Cirebon, Senin (21/9/2020) lalu? Kasus tersebut terus dikembangkan Polres Ciko (Cirebon Kota).

WARTAWAN JP SAAT MENGKONFIRMASI KUWU DAN LUGU POLISI TERKAIT WARGA DESA GEMBONGAN YANG DIPERIKSA.

Disisi lain, Redaksi JP juga mendapatkan informasi bahwa atas kasus tersebut, salah seorang warga Desa Gembongan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, turut diperiksa oleh pihak kepolisian. Warga tersebut bernama SKR seseorang yang diduga Paranormal (orang pintar) dan telah membuka Padepokan di desa setempat. Guna memvalidkan informasi tersebut, Tim JP pun akhirnya menemui Kuwu Gembongan Carlim didampingi oleh Lugu Polisi Desa Gembongan, Suheri. Keduanya membenarkan bahwa warganya sempat diperiksa oleh Polres Cirebon Kota untuk dimintai keterangan. “Betul, kemarin dipanggil oleh Polres Ciko. Karena saat dilakukan pengembangan dan ditanya soal kronologis, pihak keluarga korban mengatakan bahwa sebelum mayat itu ditemukan, korban sempat dititipkan di Padepokan milik SKR di Desa Gembongan,” ujar Suheri, Jumat (25/9/2020).

“Keluarga korban dari Subang menitipkan ke Pak SKR. Dan tinggal dipadepokan selama 3 hari untuk diobati. Dan saat SKR pergi ke Kuningan, korban pergi tanpa sepengetahuan SKR. Dan di hari yang sama Keluarga korban juga datang ke tempat SKR. SKR akhirnya diminta pulang dari Kuningan dan bareng-bareng mencari YS. Keluarga juga sempat membuat pengumuman orang hilang,” ungkap Lugu Suheri.

Suheri menambahkan, berdasarkan keterangan dari keluarga korban, bahwa korban YS diduga menderita depresi sejak lama dan akhirnya dibawa ke Padepokan milik SKR atas saran dari rekan SKR bernama JN warga Desa Hulubanteng yang juga mengenal keluarga korban. “Katanya kalau kumat suka telanjang dan guling-guling di jalan. Korban depresi selama 4 tahun. Makanya dibawa ke sini (padepokan SKR), tapi sayangnya ditinggal sendiri tidak ditemani keluarganya selama di Padepokan,” ulas Suheri yang juga sempat dimintai keterangan oleh Polisi.

PENEMUAN MAYAT DI PANTAI KEJAWANAN BEBERAPA WAKTU LALU

Sementara itu, Kuwu Gembongan Carlim menjelaskan bahwa pihak Pemdes akan memberikan arahan kepada SKR manakala membuat tempat praktek harus menempuh izin yang sesuai prosedur.

“Kalau mau buka praktek maka harus menempuh izin sesuai prosedur yang berlaku agar tidak menimbulkan masalah. Selain itu harus membuat buku tamu supaya tamu yang datang bisa terpantau dari mana saja,” ungkapnya.

Sementara itu, saat redaksi mencoba melakukan konfirmasi ke padepokan milik SKR dan sempat juga menunggu lama di sana bersama Polisi, Kamis (24/9/2020), SKR tidak ada di tempat. Selang beberapa waktu akhirnya SKR datang dan langsung dibawa Polisi, sehingga redaksi tidak sempat mewawancarai SKR. Dan menurut keterangan Lugu Polisi, SKR tidak ditahan usai diperiksa, SKR justru pulang kembali bersama Lugu Polisi naik elf.

Sementara itu, saat redaksi mencoba mengkonfirmasikan masalah ini kepada Polres Cirebon kota pihak satreskrim mengaku tidak berani mengeluarkan statement karena hal itu menjadi kewenangan Kapolres Ciko. Redaksi juga disampaikan informasi bahwa pihak Polres Ciko akan memberikan pers rilis terkait kasus penemuan mayat tersebut jika proses penyelidikan dan penyidikan telah selesai dilakukan.

Diberitakan sebelumnya, mayat perempuan yang ditemukan di Pantai Kejawanan Kota Cirebon pada Senin (21/9), akhirnya teridentifikasi. Mayat tersebut diketahui bernama Yeti Supriatin  (28), Warga Dusun Marga Mulya, RT08 RW 03, Ciasem, Kabupaten Subang.

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Cirebon (KPC) AKP Sugiono mengatakan bahwa Yati dipastikan bukan korban pembunuhan. “Hasil pemeriksaan oleh tim medis RSD Gunung Jati tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun pembunuhan pada jasad mayat tersebut. Sedangkan yang di mulut korban bukan kain untuk membekap mulut, melainkan cairan busa yang keluar dari mulutnya,” katanya.

Masih kata AKP Sugiono, jasad korban sudah dibawa pulang keluarganya ke Subang. “Pihak keluarga tidak menghendaki dilakukan outopsi terhadap jasad Yeti. Jenanzahnya sudah dibawa pulang Senin malam (21/9),” sebutnya.

Kapolsek menuturkan, korban meninggal diduga penyakitnya kumat. “Menurut keterangan keluarganya Yeti mengalami depresi. Dua Minggu lalu datang ke Cirebon untuk berobat mengobati depresinya di wilayah Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya pula, Senin pagi (21/9/2020), dua orang pemancing ikan dikagetkan oleh sesosok mayat perempuan tergeletak di bebatuan Pantai Kejawanan, Kota Cirebon. Mayat tanpa identitas itu ditemukan dalam keadaan bugil. Dugaan awal mayat perempuan tersebut merupakan korban pembunuhan dan perkosaan. (adi/crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*