Home » Bandung » Kaleidoskop 2020: Optimis 2021 Ekonomi Jabar Pulih

Kaleidoskop 2020: Optimis 2021 Ekonomi Jabar Pulih

PANDEMI COVID-19 menghentikan roda perekonomian. Supply dan demand berhenti bersamaan dalam waktu sekejap. Hal itu membuat ekonomi Jawa Barat (Jabar) terpuruk.

Konsumsi rumah tangga menurun drastis seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat. Apalagi, banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Langkah pertama yang diambil Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk mengungkit perekonomian yakni menyalurkan bantuan sosial (bansos) provinsi.

Jutaan warga berpenghasilan rendah termasuk miskin baru akibat pandemi COVID-19 di Jabar menerima bansos. Pada tahap I, besaran bansos provinsi senilai Rp500 ribu.

Dinamika pun terjadi sepanjang pendistribusian. Pemda Provinsi Jabar langsung melakukan banyak penyesuaian terkait besaran nilai bansos provinsi dan jumlah Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS).

Kendati begitu, Pemda Provinsi Jabar berhasil mendistribusikan bansos provinsi hingga empat tahap. Bansos provinsi diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Selain bansos provinsi, Pemda Provinsi Jabar intens mendorong pelaku UMKM. Tujuannya agar perekonomian Jabar kembali bergairah.

Melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar, Pemda Provinsi Jabar membeli 10 juta masker produk UMKM. Pembelian tersebut bertujuan agar pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis akibat COVID-19.

Pembelian masker UMKM dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama masker yang dibeli sebanyak 2 juta masker dari 200 UMKM. Tahap kedua, Pemda Provinsi Jabar memesan 8 juta masker dari sekitar 400 UMKM.

Modal Jabar Pulihkan Ekonomi

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil menyatakan, Jabar memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.

Perekonomian Jabar pun memperlihatkan potensi luar biasa. Meski dalam situasi serba sulit karena pandemi COVID-19, ekspor Provinsi Jabar terus membaik di masa pandemi COVID-19.

Berdasarkan data BPS periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dolar Amerika Serikat terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

“Jadi berita baiknya, dari salah satu ukuran ekonomi, jualan dan ekspor kita (Jabar) lagi kencang, menandakan ekonomi bergerak lagi,” ucap Kang Emil dalam konferensi pers usai rapat mingguan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (28/9/2020).

Warga Jabar pun patut berbangga karena sepertiga ekspor industri kreatif nasional berasal dari Jabar.

Hal itu disampaikan Kang Emil saat mengikuti pembukaan pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Tahun 2020 Seri II dan Peluncuran Buku “Mystery Art Deco Kota Bandung” bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar secara virtual dari Bogor Raya Lakeside, Kota Bogor, Rabu (7/10/20).

“Jawa Barat patut berbangga karena sepertiga ekspor yang terkait dengan ekonomi kreatif itu datang dari tanah Jawa Barat. Itu menandakan SDM (Sumber Daya Manusia) Jabar jika diberi ruang dan platform promosi yang baik, maka bisa menjadi mayoritas penyumbang ekspor,” ujar Kang Emil.

Selain itu, Pemda Provinsi Jabar berkomitmen menjadikan investasi sebagai mesin penggerak dan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017 realisasi investasi Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Pun demikian hingga triwulan III Tahun 2020 atau periode Januari-September 2020, Jabar pun menempati peringkat pertama realisasi investasi dengan total sebesar Rp86,3 triliun. Jumlah tersebut akumulasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Ada dua faktor yang membuat Provinsi Jabar menjadi destinasi menarik bagi para investor, yakni kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan infrastruktur yang akseptabel menjadi modal Jabar untuk menarik minat investor.

Guna mendongkrak investasi di tengah pandemi COVID-19, Pemda Provinsi Jabar bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2020 secara virtual selama empat hari, mulai dari Senin (16/11/20) sampai Kamis (19/11/20).

Hingga pekan ketiga November 2020, Jabar berhasil mencatat total investasi lebih dari Rp380 triliun.

Adapun total nilai investasi lebih dari Rp380 triliun sendiri bersumber dari empat kategori, yakni: (1) realized investment (nilai realisasi investasi periode Januari hingga September 2020); (2) preparation stage (tahap persiapan investasi); (3) commitment stage (tahap komitmen investasi); dan (4) ready to offer (nilai tahap investasi siap tender).

“Potensi beberapa wilayah di Jabar memiliki banyak alasan yang sangat kuat bagi para investor untuk menanamkan modal, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19. Terlebih yang paling penting adalah infrastruktur berkualitas bisa hadir di Provinsi Jabar,” kata Kang Emil saat menjadi keynote speaker pada acara WJIS 2020.

Supaya pemulihan ekonomi terakselerasi, Pemda Provinsi Jabar melalui Divisi Komunikasi dan Gerakan Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Provinsi Jabar melahirkan Gerakan Silih Tulungan.

Dengan adanya Gerakan Silih Tulungan, Pemda Provinsi Jabar berharap penyelamatan, pemulihan, dan penormalan ekonomi Jabar dapat berjalan dengan komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif.

Silih Tulungan merupakan gerakan sosial masyarakat, bukan mobilitas sosial. Nantinya, Silih Tulungan akan diejawantahkan menjadi program aksi dan literasi digital Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Provinsi Jabar.

Gerakan Silih Tulungan bertujuan menggali, merevitalisasi, membangunkan, karakter masyarakat Jabar, yakni gotong royong. Gotong royong sendiri menjadi modal dasar untuk menyelamatkan, memulihkan, dan menormalkan, ekonomi Jabar yang terpukul telah oleh pandemi COVID-19.

Tahun 2020 menjadi tahun terberat bagi perekonomian Jabar. Pandemi COVID-19 benar-benar memukul telak semua sektor. Meski begitu, peluang Jabar memulihkan ekonomi sudah ada di depan mata. Tidak salah jika masyarakat Jabar menatap 2021 dengan optimistis. (rls/hms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*