Home » Bandung » Gara-gara Lapak Parkir, Warga Sekitar Masjid Al Jabbar Bersitegang dengan Penjaga

Gara-gara Lapak Parkir, Warga Sekitar Masjid Al Jabbar Bersitegang dengan Penjaga

BANDUNG – Sejak awal diresmikan, Masjid Raya Al Jabbar terus menuai kontroversi, khususnya dari warga sekitar. Tak hanya itu, pengguna kendaraan yang melintas juga mengeluhkan jalan yang terlalu sempit, belum lagi lalu lalang kendaraan proyek yang melintas mengganggu rumah sekitar area proyek masjid, pedagang kaki lima hingga area parkir pun tak luput dari pembahasan. Sampai pada puncaknya terjadi ketegangan bahkan terjadi pemukulan di lokasi area parkir antara perwakilan  warga dari beberapa RW yang menamakan diri panser (Parkir Sementara) dengan aparat TNI yang menjaga di lokasi masjid Al Jabbar.

PIHAK PANSER (PARKIR SEMENTARA) SAAT BERMUSYAWARAH DENGAN PENGELOLA MASJID AL JABBAR TERKAIT POLEMIK YANG TERJADI.

“Memang sudah dimusyawarahkan berkali-kali terkait masalah area parkir ini antara warga dan pihak Kodim dan sampai saat ini belum menemukan titik temu. Hingga puncaknya terjadi tadi pagi hari antara salah satu aparat dari kavaleri sebagai penjaga area masjid dan ketiga warga di area parkir yang bernama rukman dan Asep heri,” Ujar Yana Bule selaku Ketua Panser.

Akibat dari kejadian pemukulan tersebut warga berkumpul di depan gerbang masjid Al Jabbar untuk meminta kejelasan terhadap kejadian kepada pengelola parkir karena tindakan aparat yang diduga telah semena-mena kepada pihak Panser (parkir sementara).

“Selain sebagai pengelola tempat parkir pihak panser juga merangkap sebagai relawan kesehatan, dikarenakan setiap hari selalu ada kecelakaan di dalam masjid diantaranya terpeleset di lantai, jatuh dari tangga dan selalu dibantu oleh pengurus panser sampai di antar ke lokasi kediaman korban memakai kendaraan yang memang disediakan oleh warga untuk antisipasi kejadian di masjid,” imbuh Yana Bule.

“Melihat kejadian barusan pihak kita meminta dari pihak Koperasi Kodim untuk menengahi antara pihak yg salah paham agar tidak berkepanjangan dengan diadakan musyawarah antara pihak panser selaku pengelola dan warga sekitar dan pihak TNI yang diwakili oleh koperasi kodim. Dan kami meminta kejelasan tentang aturan-aturan di area parkir Masjid Al Jabbar yang menurut kami tidak ada kejelasan mengenai penerimaan yang mengelola. Yang asalnya dari 90 orang menjadi 45 orang lalu sekarang berkurang lagi menjadi 12 orang,” ujar Yusup Irawan selaku Ketua LPM Kelurahan Cimincrang.

Dalam musyawarah tersebut, selain mendamaikan pihak panser dan pihak TNI ada juga beberapa dari warga yang mengusulkan kepada pemerintah khususnya pihak kodim agar tidak memakai pihak ketiga yaitu pemenang tender sebagai pengelola gerbang otomatis dari parkir area masjid. Karena keinginan warga agar tetap dikelola secara penuh oleh masyarakat sekitar dari dua kelurahan.

Pengelolaan tersebut lanjutnya, itung-itung sebagai komepnsasi moril dengan bisa mencari rezeki disana. Karena mereka terkena dampak akibat pembangunan masjid seperti berupa debu dan kebisingan. Untuk diketahui, warga pun sampai mengadukan permasalahan ini kepada DPRD Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Kami  sudah mengajak serta warga untuk membantu dalam mengelola/mengatur parkir 12 orang dari yang asalnya 90 orang, karena keterbatasan area jadi tidak bisa sebanyak yang diminta oleh pihak warga dan kami pun sudah memberi tahu warga agar tidak ada pungutan sepeser pun terhadap kendaraan di dalam area selain dari pengelola parkir di dalam area masjid,” tutur Eddy Perwakilan Kodim.

Setelah adanya diskusi dan meluruskan permasalahan pemukulan yang terjadi, kedua belah pihak sepakat berdamai dan tidak akan memperpanjang masalah tersebut  dan akan terus intens berkomunikasi agar tidak terjadi kesalah pahaman serupa di kemudian hari. (dov)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*