CIREBON – KPU Kota Cirebon menggelar debat publik ke-3 calon Walikota dan Wakil Walikota yang diselenggarakan di Hotel Prima Cirebon, Rabu (20/11/2024). Debat terakhir rangkaian agenda KPU dalam pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Cirebon kali ini mengusung tema ‘Strategi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Cirebon Melalui Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan’.
Ketua KPU Kota Cirebon Mardeko dalam sambutannya mengatakan bahwa debat ketiga ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh visi-misi pasangan calon dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat Cirebon.
“Di luar sana, masyarakat Kota Cirebon ingin mengetahui sampai sejauh mana program visi-misi dan juga rencana ke depan jika terpilih menjadi wali kota, karena di luar sana banyak masyarakat yang rumahnya masih belum layak huni, pengangguran masih tinggi, dan stunting yang naik turun dan hal-hal yang lainnya,”tutur Mardeko.
Dalam kesempatan itu masing-masing Paslon menyampaikan gagasan serta visi misi mereka terkait kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon ke depannya. Mereka juga masing-masing membawa program andalan yang ditawarkan jika kelak terpilih menjadi Walikota Cirebon.
Paslon nomor urut 3, Effendi Edo dan Siti Farida yang sejak awal menawarkan kerja nyata bagi masyarakat, berjanji melakukan pembangunan berkelanjutan dengan beberapa cara, seperti berpegang teguh pada Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 76 tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang tahun 2021-2041.
“Adapun strategi untuk akselerasi pembangunan berkelanjutan infrastruktur perkotaan. Satu, dibangun dengan baik dan penuh rencana, bila perlu pendampingan dari aparatur hukum. Kedua master plan penanganan banjir, dan membentuk satgas cepat tanggap untuk mengatasi kerusakan infrastruktur kota. Tiga penataan trotoar, dan parkir agar tidak kumuh dan semrawut, ” ujar calon Wakil Walikota Cirebon dari nomor urut 3, Siti Farida.
Untuk meningkatkan investasi di Kota Cirebon, Farida berjanji akan melakukan promosi yang masif dan perizinan yang mudah serta transparan, agar para investor lebih banyak yang berinvestasi di Kota Cirebon. Ia juga akan mengeluarkan beberapa program untuk mengatasi masalah pengangguran di Kota Cirebon.
“Mengutamakan pekerjaan warga Kota Cirebon, mengeluarkan kartu prakerja, pembuatan unit usaha baru Perumda, dan penguatan ekonomi kreatif dan UMKM, dan koperasi berbasis RW,” pungkas Farida.
Paslon dengan jargon ‘Idola’ ini juga berjanji untuk merawat heritage kebudayaan seperti bangunan peninggalan masa lalu sebagai bagian dari sejarah kejayaan Cirebon. Di tangan pemimpin yang tepat, Kota Cirebon tentunya bisa lebih berkemajuan, sejahtera masyarakatnya, serta memegang kuat nilai-nilai luhur kebudayaan yang diwariskan oleh pendahulu sebagai manifesto Cirebon Kota Wali.
“ Kita memiliki banyak bangunan bersejarah peninggalan jaman dulu, peninggalan dari Sunan Gunung Jati, peninggalan rezim Belanda, memang luar biasa sebagai heritage. Namun ada beberapa langkah yang nanti paslon 03 lakukan adalah yang pertama kita mendata dengan benar untuk bangunan-bangunan bersejarah di Kota Cirebon, yang kedua kita menetapkan itu sebagai bangunan cagar budaya, yang ketiga kita bisa memberikan bantuan-bantuan untuk tempat yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Maka di situ peran nyata pemerintah dalam keseriusan merawat dan melestarikan heritage yang kita miliki, supaya tetap bisa dinikmati oleh anak cucu kita nanti,” papar Effendi Edo, Calon Walikota Cirebon ‘Idola’ paslon 03.
Effendi Edo juga menyinggung permasalahan lingkungan hidup sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat Kota Cirebon serta strategi yang akan dilaksanakan jika paslon 03 terpilih nanti.
“ Permasalahan lingkungan adalah menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, masyarakat pun harus andil dalam menjaganya. Namun paslon 03 ini mempunyai strategi tersendiri untuk memelihara lingkungan hidup diantaranya membangun lintas generasi sadar lingkungan hukum, pengelolaan sampah oleh pihak yang berkompeten dan ahli, pemberdayaan KPLH (Kelompok Pencinta Lingkungan Hidup), penghijauan di lingkungan RTH (Ruang Terbuka Hijau),” tandas Edo. (adv)