CIREBON – Distributor resmi produk PT. United Waru Biscuits Manufactory (UBM Biscuits) di Cirebon, Eko Wirawan, melayangkan protes keras atas sikap perusahaan yang dinilainya lepas tangan terhadap persoalan internal yang merugikannya secara finansial.

Ia keberatan diminta membayar tagihan produk yang sebenarnya telah ditarik langsung oleh oknum karyawan PT UBM Biscuits sendiri.
Menurut Eko, persoalan bermula saat UBM perusahaan menempatkan seorang karyawannya bernama Usman sebagai PIC perusahaan untuk membantu alur distribusi produk di wilayah Cirebon.
Sebelumnya, Eko mengajukan agar UBM menurunkan Sales Exclucive untuk membantu mengembangkan distribusi UBM di Cirebon, namun ditolak oleh PT UBM. Yang terjadi justru Usman lah yang diutus perusahaan, tanpa dijelaskan kepada Eko track record Usman sebenarnya.
Sebagai distributor, Eko memiliki wewenang untuk melakukan penagihan kepada para agen dan pasar. Namun, ia merasa dirugikan setelah menerima nota tagihan dari PT UBM Biscuits yang angkanya tidak sesuai dengan data penjualan yang dimiliki pihak distributor. Terlebih, tidak ada aturan dalam perjanjian yang menyatakan bahwa PIC (Usman) tidak boleh membawa atau meminjam barang dari distributor. Ini seperti celah yang sengaja dibiarkan oleh pihak-pihak tertentu yang membuat permasalahan ini terjadi dan akhirnya menjadikan distributor sebagai “korban”.
Eko pun mengonfirmasi langsung kepada Usman, yang akhirnya mengakui tindakan tersebut dan bersedia bertanggung jawab dengan menandatangani surat pernyataan telah memakai uang perusahaan.

Namun demikian, PT UBM Biscuits tetap menuntut pembayaran penuh kepada pihak Distributor Cirebon. Padahal fakta yang terjadi itu bukan kesalahan pihak Distributor, melainkan ulah oknum sebagai sales koordinator yakni Usman.
Merasa dirugikan, Eko pun melaporkan kasus ini ke manajemen PT UBM Biscuits dan meminta nota tagihan itu dibatalkan. Namun hingga kini, belum ada penyelesaian memuaskan dari pihak perusahaan.
“Pihak UBM malah menyebut ini urusan internal antara kami dengan Usman, padahal jelas-jelas Usman adalah karyawan mereka yang dikirim langsung ke Cirebon atas nama perusahaan,” katanya.
Ingin Tuntaskan Masalah, Distributor Cirebon Datangi Kantor Pusat UBM di Sidoarjo – Jatim
Tak tinggal diam, Eko bersama timnya mendatangi kantor pusat PT UBM Biscuits di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (14/5/2025), untuk meminta kejelasan dan pertanggungjawaban dan penyelesaian langsung dari manajemen.
Kunjungan tersebut disambut oleh Ricky Wachyudi, selaku S & M Operation sekaligus perwakilan manajemen UBM Biscuits dan Sudaryanto alias Anto (atasan Usman) selaku Regional Sales Manager (RSM) Wilayah Jabar.

Dalam dialog yang digelar, Ricky menyatakan bahwa permasalahan tersebut berada di luar kewenangan manajemen pusat. Meski begitu, ia menyatakan pihaknya akan tetap mendukung penyelesaian masalah antara Eko dan Usman.
“Namun tanggung jawab distributor terhadap nota tagihan tetap tidak bisa dilepaskan. Yang pasti hasil dari dialog ini akan kami sampaikan kepada atasan kami,” ujar Ricky dalam pertemuan itu.
Sementara itu, pernyataan manajemen UBM tersebut justru makin mengecewakan pihak distributor. Eko menyayangkan sikap perusahaan yang dinilainya tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan masalah. Karena bagaimanapun, seragam PT. UBM melekat pada Usman sebagai tangan PIC perusahaan.
Ia juga menyayangkan sikap Anto yang hanya diam saat dialog. Padahal secara struktural, Anto bertanggung jawab terhadap kinerja Usman.
“Kalau begini caranya, kami merasa didzolimi. Kami tidak tahu latar belakang oknum ini, dan kenapa dibiarkan membantu kami, padahal sudah tahu track recordnya di distributor sebelumnya pun jelek dan menyisakan masalah. Terbukti kini Usman sudah dipecat dan saya jadi korbannya,” tegas Eko saat diwawancarai usai berdialog.
Ia bahkan berencana akan melaporkan Anto dan Usman ke pihak berwajib karena Eko menduga ada permufakatan jahat antara keduanya.
“Ya rencananya akan saya polisikan mereka berdua karena saya yang justru dirugikan atas masalah ini. Jelas ini sangat menyita waktu dan energi saya, terlebih sikap manajemen UBM yang selalu ngambang dalam menyikapinya tanpa kebijakan yang jelas,” tandas Eko. Ia juga berharap, pengalaman pahit yang menimpanya ini tidak dialami Distributor UBM lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, Sabtu (17/5/2025), dialog belum menghasilkan titik temu. Kedua pihak bersikukuh pada posisi masing-masing dan berencana menempuh jalur penyelesaian sendiri-sendiri.
Pertemuan yang sedianya menghasilkan win-win solution justru harus berakhir tanpa ending yang jelas karena tidak ada langkah nyata dari manajemen PT UBM dalam menyikapi polemik ini, bahkan terkesan melakukan pembiaran.
Saat dikonfirmasi JP, Kamis (15/5/2025) sore, pihak Direksi PT UBM Biscuits belum memberikan tanggapan resmi. Melalui perwakilan manajemen, pihak perusahaan menyarankan komunikasi lanjutan dilakukan secara tertulis. Kondisi yang sama berbelit dan tanpa kejelasan harus dirasakan kembali oleh Eko karena yang ditemuinya di Sidoarjo bukanlah pemegang kebijakan perusahaan.
“Untuk saat ini, Pak Direktur sudah memberikan mandat ke saya. Namun jika Pak Eko ingin komunikasi langsung, bisa melalui surat dulu,” ujar perwakilan manajemen UBM Ricky Wachyudi kepada JP.
Saat ini Eko sebagai distributor masih menunggu langkah nyata dari manajemen UBM guna menyelesaikan masalah ini hingga tuntas. Eko juga mempertanyakan apakah di jajaran top leader manajemen PT. UBM mengetahui jika dibawah terjadi polemik seperti yang dialaminya sebagai distributor, yang notabene disebabkan karena ulah oknum. (jay/crd/rif)
Baca berita selanjutnya: PT. UWBM Bantah LepasTangan, Tegaskan SudahTempuh Jalur Mediasi dan Hukum