Home » Cirebon » KDM Berkunjung, Desa Tonjong Diguyur Rp 20 Miliar untuk Perbaiki Jalan

KDM Berkunjung, Desa Tonjong Diguyur Rp 20 Miliar untuk Perbaiki Jalan

CIREBON – Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, adalah titik pertemuan dua provinsi — Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tapi lebih dari itu, desa ini selama bertahun-tahun menjadi saksi bisu atas jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.

Bagi warga Tonjong, jalan bukan sekadar urusan infrastruktur. Itu adalah penghubung hidup, pengantar anak-anak sekolah, dan jalur keluar masuk hasil pertanian mereka. Maka, ketika Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan langsung komitmennya untuk menggelontorkan Rp 20 miliar guna memperbaiki jalan di sana, gema harapan pun terdengar di sepanjang batas desa.

Pernyataan itu disampaikan Dedi sesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Nurul Huda, jantung spiritual masyarakat Tonjong, pada Jumat pagi (6/6/2025). Dalam sambutannya, Dedi menegaskan bahwa pembangunan jalan perbatasan Tonjong akan dituntaskan tahun ini juga.

“Kita akan membangun jalan perbatasan Tonjong, sudah dihitung biayanya Rp 20 miliar dan kita akan selesaikan tahun ini,” ujar Dedi, dalam keterangan tertulis.

Bagi sebagian pemimpin, angka mungkin hanya sekadar angka. Tapi bagi warga Tonjong, angka Rp 20 miliar itu adalah secercah cahaya. Mereka tak butuh jalan tol, hanya butuh jalan layak untuk menjemput masa depan.

Menambal Ketimpangan, Membangun Kepedulian

Dedi Mulyadi bukan baru sekali bicara soal keadilan pembangunan. Dalam beberapa kesempatan, ia kerap menyoroti ketimpangan yang dirasakan masyarakat di pelosok daerah. Dalam konteks Tonjong, ia bahkan dengan tegas mengatakan, bila pemerintah kabupaten tak mampu menangani persoalan seperti ini, maka pemerintah provinsi akan langsung turun tangan.Kebijakan ini mencerminkan model kepemimpinan yang langsung menyasar titik-titik perih masyarakat. Tidak melulu dari balik meja kantor, tetapi dari tempat warga menjalani hidup sehari-hari.

Lebih dari Sekadar Aspal

Jalan itu nanti mungkin akan dibangun dengan aspal hotmix berkualitas, marka jalan, dan drainase yang layak. Tapi lebih dari itu, jalan Tonjong yang akan dibangun adalah simbol: bahwa pemerintah hadir, bahwa suara masyarakat pedalaman tak diabaikan, dan bahwa pembangunan tak selalu harus menunggu kota besar.

Bagi Pak Warno, seorang petani jagung di Tonjong, kabar ini seperti angin segar yang telah lama dinantikan. “Kami nggak minta muluk-muluk, cuma pengin jalan bagus biar enggak nyungsep kalau bawa hasil panen,” ujarnya sambil tersenyum, meski wajahnya masih dibalut skeptisisme yang wajar akibat bertahun-tahun janji tinggal janji.

Kini, harapan warga Tonjong berada di pundak eks Bupati Purwakarta itu. Jika janji ini ditepati, jalan yang selama ini penuh lubang dan genangan air akan berubah menjadi jalur yang menghubungkan desa dengan kemajuan.

Dan mungkin, suatu saat kelak, anak-anak Tonjong akan berjalan di atas aspal baru itu menuju sekolah, menuju pasar, dan menuju masa depan sambil mengenang bahwa di Idul Adha tahun 2025, ada pemimpin yang benar-benar datang, melihat, dan berjanji untuk membangun. (jay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*