CIREBON – Sebuah spanduk protes yang terbentang di simpang jalan Desa Gembongan, Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon menyita perhatian warga dan netizen dalam beberapa hari terakhir.

Spanduk tersebut mencerminkan suara-suara kritis dari masyarakat atas sejumlah kebijakan dan layanan pemerintahan desa yang dinilai belum maksimal. Namun kabar terupdate, spanduk tersebut telah diturunkan oleh orang-orang yang memasangnya, dua hari setelah spanduk tersebut dipasang, Minggu (8/6/2025).
Kritik di spanduk tersebut merupakan buntut dari postingan membabibuta yang juga muncul lewat salah satu akun fanpage di facebook. Postingan yang telah viral di medsos tersebut mengkritisi kinerja pemdes Gembongan sehingga berdampak menimbulkan kegaduhan liar di jagat maya.
Saat dikonfirmasi, Kuwu Gembongan Sobirin, membenarkan adanya fenomena di medsos tersebut. Menanggapi hal itu, Kuwu Gembongan, Sobirin, tidak menampik adanya kritik dan menyambutnya dengan tangan dan hati terbuka.
“Saya tidak alergi kritik. Justru saya berterima kasih karena warga masih mau menyampaikan aspirasi. Ini tanda bahwa warga peduli pada desanya,” ujarnya kepada jabarpublisher.com.
Pemerintah Desa Gembongan, kata Sobirin, tengah menyusun sejumlah langkah tindak lanjut, termasuk perbaikan akses jalan desa dan jalan usaha tani yang selama ini menjadi perhatian warga. Namun, ia menegaskan bahwa langkah tersebut bukan untuk meredam kritik, melainkan bagian dari program yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
“Perbaikan jalan adalah bagian dari program yang sudah direncanakan sejak lama. Tapi saya juga mendengar bahwa keresahan warga bukan hanya soal jalan, melainkan soal layanan, komunikasi, dan lainnya. Itu akan kami benahi bersama. Karena fitrah kita adalah manusia yang tidak lepas dari keterbatasan,” imbuhnya.
Sobirin juga menyatakan kesiapan pemerintah desa untuk membuka ruang dialog secara terbuka. Menurutnya, dialog terbuka merupakan sikap yang baik sebagai warga negara yang demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
“Kami ingin membangun bukan hanya fisik, tapi juga rasa. Jika ada yang merasa kecewa, mari kita duduk bersama. Desa ini milik kita semua. Diskusi dengan pikiran yang dingin jauh lebih efektif daripada aksi demo dan kritik-kritik sepihak, saya pribadi cukup terbuka untuk menerima kritikan yang membangun,” jelasnya.
BPD Siap Hadir dan Fasilitasi Masukan Warga
Menanggapi rencana audiensi yang akan digelar, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gembongan menyatakan siap hadir dan terlibat aktif. Ketua BPD Gembongan, Iwan Hendrawan, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh ruang dialog antara warga dan pemerintah desa.
“Saya setuju dengan adanya audiensi. BPD siap hadir jika audiensi digelar. Kalau untuk kinerja Pemdes Gembongan, BPD juga siap dikonfirmasi dalam dialog nanti,” ujar Iwan.
Ia juga menegaskan bahwa semua program desa telah dicatat dan diawasi.
“Jika dibilang tidak ada pembangunan, itu tidak benar. Kami mengikuti dan mencatat setiap kegiatan dan program desa. Kalau soal kinerja, kami siap memfasilitasi juga masukan dari warga,” tambahnya.
Namun, Iwan mengingatkan bahwa kritik sebaiknya tetap proporsional dan tidak mengarah pada ranah pribadi.
“Kalau ada yang mengarah pada pribadi Kuwu, silakan dikonfirmasi langsung ke Kuwu. Mari kita jaga diskusi tetap sehat dan membangun,” pungkasnya. (Tim JP)
Baca berita sebelumnya, klik: Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Gembongan Mulai Direalisasikan