Home » Cirebon » 12 Tahun Tanpa Toilet, Siswa SDN 1 Karangsuwung Akhirnya Dapat Perhatian DPRD Cirebon

12 Tahun Tanpa Toilet, Siswa SDN 1 Karangsuwung Akhirnya Dapat Perhatian DPRD Cirebon

CIREBON – Di tengah hiruk pikuk wacana pembangunan sekolah modern, kisah sederhana dari SDN 1 Karangsuwung, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, menjadi cermin nyata bahwa masih ada sekolah yang berjuang dalam keterbatasan fasilitas dasar.

Selama lebih dari satu dekade, para siswa di sekolah tersebut belajar tanpa memiliki toilet sendiri. Setiap kali membutuhkan, mereka — termasuk guru — harus menumpang di toilet masjid yang berdiri di sebelah sekolah.

Kondisi ini sudah berlangsung hampir 12 tahun, hingga akhirnya menarik perhatian Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia. Saat melakukan kunjungan lapangan ke sekolah itu belum lama ini, Sophi tak bisa menyembunyikan keprihatinannya.

“Sekolah ini (SDN 1 Karangsuwung) sangat membutuhkan fasilitas toilet yang layak. Saya akan segera menghubungi pihak terkait agar masalah ini bisa cepat ditindaklanjuti,” ujar Sophi, Minggu (28/9/2025).

Menurutnya, pemenuhan sarana sanitasi di lingkungan sekolah tidak boleh dianggap sepele. Toilet yang bersih dan layak merupakan kebutuhan dasar yang sangat memengaruhi kenyamanan serta kesehatan peserta didik.

“Pendidikan itu bukan hanya soal ruang kelas dan kurikulum. Sarana pendukung seperti toilet justru menentukan kenyamanan belajar dan turut membentuk karakter anak,” tambahnya.

Guru dan Siswa Harus ke Masjid Setiap Hari

Cerita dari lapangan dibenarkan oleh Kepala Desa Karangsuwung, Arif, yang mengatakan bahwa fasilitas toilet di SDN 1 Karangsuwung sudah lama rusak dan tidak dapat digunakan.

“Sudah sekitar 12 tahun sekolah ini tidak punya toilet yang berfungsi. Mau tidak mau, anak-anak dan guru harus ke masjid setiap kali butuh. Tentu kondisi ini sangat tidak ideal,” ujarnya.

Arif menyambut baik perhatian DPRD Kabupaten Cirebon terhadap persoalan tersebut. Ia berharap langkah ini bisa menjadi awal dari perubahan nyata bagi sekolah-sekolah lain yang mungkin menghadapi persoalan serupa.

“Kami berharap ini bukan hanya wacana. Anak-anak berhak mendapatkan lingkungan belajar yang sehat dan bermartabat,” tegasnya.

Pembangunan toilet bagi SDN 1 Karangsuwung, kata Arif, bukan hanya soal fisik bangunan, melainkan simbol pemerataan infrastruktur pendidikan dasar di Kabupaten Cirebon.

“Bagi siswa, toilet bukan sekadar fasilitas tambahan, tapi bagian dari hak dasar untuk belajar dengan nyaman dan bermartabat,” katanya.

Langkah cepat dari DPRD diharapkan mampu menggerakkan instansi terkait, termasuk Dinas Pendidikan, agar masalah sanitasi di sekolah-sekolah dasar tak lagi diabaikan.

Kini, setelah bertahun-tahun menunggu, harapan kecil itu mulai tumbuh di SDN 1 Karangsuwung. Sebuah toilet mungkin terdengar sederhana, namun bagi para siswa di sana, itu adalah wujud kepedulian dan penghormatan terhadap hak anak untuk belajar dengan layak. (adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*