Home » Cirebon » “Sang Raja Terakhir” Resahkan Warga Cirebon

“Sang Raja Terakhir” Resahkan Warga Cirebon

CIREBON – Warga Kota Cirebon kini tengah dilanda keresahan oleh datangnya aliran baru bernama Sang Raja Terakhir. Aliran yang tokohnya mengaku sebagai raja terakhir nusantara atau raja dari segala raja itu, kerap melakukan aktivitasnya juga menggunakan ritual-ritual aneh.

Aktivitas aliran Sang Raja Terakhir terjadi di kawasan Kejaksan Kota Cirebon, Jalan Evakuasi, Kecamatan Kesambi, dan sejumlah kawasan lain di Kota Cirebon. Dari informasi sejumlah warga, dalam aktivitasnya itu, tokoh aliran tersebut mengklaim namanya Raja Muhammad Hasanudin atau dikenal Baginda Raja Muhammad Hasanudin. Dia mengaku sebagai raja terakhir nusantara dan raja dari segala raja.

Salah satu Lurah di Kota Cirebon yang namanya enggan dipublish mengatakan, tokoh aliran tersebut mengelola sebuah lembaga pendidikan bernama Yayasan Besar Adat Caruban Nagari di sekitar Jalan Evakuasi, Kota Cirebon. Ia diketahui mengontrak di sebuah rumah atas nama Abdul Kholik.

“Di kediaman tokoh tersebut, sering kedatangan orang-orang pada malam-malam tertentu secara rombongan dengan kendaraan umum. Hal tersebut pun sempat dicurigai oleh warga sekitar. Tapi warga hanya curiga karena pergerakannya juga belum dinilai membahayakan. Kami juga anggap belum terlalu meresahkan. Meski begitu, tetap kami pantau pergerakannya melalui petugas Babinkamtibmas,” ujar lurah tersebut.

Senada, lurah di Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, yang juga enggan dipublish identitasnya mengatakan, sebagian wilayahnya pernah digunakan para pengikut Aliran Sang Raja terakhir. Aliran tersebut pernah melakukan hajat besar di wilayahnya.

“Pernah digelar acara Muludan pada Februari kemarin. Petugas dari Babinkamtibmas sini datang ke acara untuk memantau,” katanya.

Dikatakan dia, dari kegiatan itulah dirinya dan para warga mencurigai kalau aliran tersebut menyimpang. “Anggotanya banyak, tidak hanya diikuti oleh warga Kota Cirebon, namun sebagian besar Wilayah III Cirebon hingga Brebes, Jawa Tengah,” ujarnya.

Dalam menjalankan aktivitasnya aliran ini juga melakukan perekrutan terhadap warga. Untuk bisa mengikuti aliran ini, warga tak perlu mengucapkan syahadat, namun cukup mengumpulkan fotocopy KTP dan KK serta berjanji akan terus mengikuti ajaran yang disampaikan Sang Raja Terakhir.

Aliran ini menjanjikan suatu pekerjaan dan mata pencaharian yang akan menyelamatkan warga di hari akhir. Sang Raja Terakhir ini pun mengaku memiliki harta senilai Rp700 triliun yang bisa mempekerjakan seluruh warga Cirebon bahkan Indonesia.

Dalam ritualnya, aliran ini bahkan membekali pengikutnya dengan sejumlah uang koin senilai Rp 2.500 yang dibungkus dengan kulit pisang. Meski tak tahu pasti kegunaannya, namun banyak yang mempercayai bahwa uang koin tersebut akan bertambah berkali-kali lipat.

Bantah “Sang Raja Terakhir” Sesat

Muhammad Abdullah Hasanudin, tokoh aliran Sang Raja Terakhir

Muhammad Abdullah Hasanudin, tokoh aliran Sang Raja Terakhir

Muhammad Abdullah Hasanudin, tokoh aliran Sang Raja Terakhir membantah kalau organisasinya merupakan aliran sesat. Dia juga menyanggah kalau dirinya memiliki harta sebesar Rp700 triliun. Tak hanya itu, soal ritual pemberian uang Rp2.500 yang dibungkus kulit pisang kepada pengikutnya, dia pun membantahnya.

“Saya ditunjuk oleh Raja Mulawarman untuk menyejahterakan umat tanpa pandang bulu, ras dan agama, sebagai raja akhir,” ujar Muhammad Abdullah Hasanudin, saat kediamannya di Jalan Evakuasi Gang Sigaran, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jumat (26/2), digerebek (Kesbangpol) Kota Cirebon.

Dia mengaku, disebut “Raja Diraja” sesuai dengan keputusan Raja Kutai Kertanegara Mulawarman yang menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Adat Besar Republik Indonesia (LAB-RI). “Saya juga masih keturunan dari Keraton Kanoman,” lanjutnya.

Diapun menjelaskan visi misi LAB RI yang bergerak untuk mensejahterakan umat dengan mempersatukan kembali kerajaan senusantara dan mengumpulkan aset yang ada di luar negeri. “Keberadaan LAB-RI ini sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Kami mendapat tanda tangan langsung dengan cap Sekretaris Negarapada 1 September 2015 yang disahkan langsung oleh Presiden Jokowi. Tanda tangan tersebut sebagai bukti sinergitas kami dengan Pemerintah RI,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kesbangpolinmas Kota Cirebon Tata Kurnia Sawita mengatakan, dari penelusuran Kesbangpol, Muhammad Abdullah Hasanudin dimandati Raja Kutai Kertanegara Raja Mulawarman dengan bukti administratif. “Artinya, soal pelantikan dan bukti otentik lain belum diselidiki keabsahannya,” ujarnya.

Sementara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pihaknya akan melakukan pemantauan seluruh gerakan dan aktivitas LABRI di Kota Cirebon. “Kami akan kaji terus apakah ke depan akan meresahkan masyarakat dan gangguan stabilitas nasional serta daerah,” katanya. (bay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*