Home » Headline » Jelang Tahun Baru, Covid Varian Omicron Masuk Indonesia

Jelang Tahun Baru, Covid Varian Omicron Masuk Indonesia

JAKARTA – Menjelang pergantian tahun 2021 ke 2022, Indonesia melaporkan temuan kasus Covid-19 varian Omicron pada Kamis (16/12/2021). Hal ini diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Budi, kasus Omicron ditemukan pada seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet. Ini berawal dari temuan tiga pekerja yang terdeteksi positif Covid-19.

Pelaku pasar pun merespons dengan negatif, terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok di sesi 1 hari ini anjlok 0,68 persen atau terkoreksi 44 basis poin ke posisi 6.581. Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG di buka naik 6.648 pada awal perdagangan namun menjelang pukul 11:00 siang IHSG terpantau terus menurun, karena dibarengi dengan pengumuman pemerintah soal adanya WNI yang terkonfirmasi positif virus varian Omicron.

Pada sesi tersebut, frekuensi perdagangan telah mencapai 928 ribu kali dengan volume 13 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp6,6 triliun. Sebanyak 372 saham terpantau melemah dan 149 saham menguat, sementara itu sebanyak 145 saham tidak ditransaksikan sama sekali. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa baru B.1.1.529 atau varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Budi menjelaskan kasus pertama Varian Omicron ditemukan pada seorang pasien Covid-19 berinisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta.

“Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien inisial N terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember 2021, data-datanya sudah kami konfirmasikan ke GISAID dan sudah dikonfirmasikan kembali dari GISAID bahwa memang data ini memang data sequencing Omicron,” kata Budi dalam jumpa pers, Kamis (16/12/2021).

Pasien N ini terdeteksi positif Covid-19 pada saat tes rutin di Wisma Atlet pada 8 Desember 2021, lalu sampelnya dikirimkan ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan untuk diperiksa variannya dengan menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) pada 10 Desember 2021.

“Ada 3 pekerja pembersih di RSDC Wisma Atlet yang positif PCR-nya tapi yang terkonfirmasi positif omicron adalah satu orang tanggal 15 Desember,” jelasnya.

Budi menyebut ketiga orang ini tengah dikarantina di Wisma Atlet dan tidak mengalami gejala; tidak ada demam, tidak batuk, dan sudah dites PCR kembali pada 3 hari setelahnya dan hasilnya negatif Covid-19. “Mereka sudah diambil PCR kedua, dan hasil PCR semuanya negatif,” tegas Budi.

Selain itu, masih ada 5 kasus probable Omicron, dua kasus adalah warga negara Indonesia yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris, keduanya tengah diisolasi di Wisma Atlet.

Sementara tiga kasus probable lainnya adalah warga negara asing dari China yang mendarat di Manado dan tengah diisolasi di sana. “Sekali lagi, lima orang ini masih sifatnya probable karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCR nya yang positif dari lima kasus probable ini sudah dikirimkan ke Balitbangkes dan sedang kita run tes genome sequencing, dalam tiga hari ke depan kita bisa konfirmasi apakah benar ini Omicron atau tidak,” jelas Budi. (red)

Sebeerapa Bahaya Omicron?

Menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan dampak yang diberikan cukup besar. “Seberapa besar? Sangat besar. Dan potensi keparahannya dipengaruhi karena dampak satu penyakit yaitu cepat menular. Dan ini dapat membebani fasilitas kesehatan,” ungkapnya.

Akibatnya, proporsi rumah sakit akan meningkat. Sehingga yang tadinya pasien lanjut usia belasan orang, tiba-tiba bisa melonjak hingga ribuan. “Itu kan ada proporsi umumnya yang dirawat Covid-19, 10-15 persen. Nah itu meningkat dan dapat membebani fasilitas kesehatan. Serta meningkatkan kebutuhan obat, alat kesehatan dan lainnya,” katanya lagi.

 Namun menurut Dicky, ada kabar baik. Masyarakat kini lebih banyak memiliki imunitas. Baik dari vaksinasi atau terbangunnya imunitas setelah terinfeksi. Namun Dicky mengatakan jika hal ini tidak bisa diandalkan seutuhnya. Pencegahan dan percepatan vaksinasi serta deteksi dini masih menjadi langkah utama. (red/dbs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*