Home » Cirebon » Jembatan Bambu Setu Wetan Reot, Butuh Dipermanenkan

Jembatan Bambu Setu Wetan Reot, Butuh Dipermanenkan

CIREBON – Dua jembatan gantung yang terbuat dari bambu dan membentang sepanjang kurang lebih 27 meter di Kali Cipagar, Desa Setu Wetan, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon kondisinya sangat memprihatinkan dan butuh untuk dipermanenkan.

Disampaikan Kuwu Desa Setu Wetan, Fauzi mengungkapkan dua jembatan gantung yang ada di desanya itu sudah seharusnya dibuat secara permanan oleh dinas terkait. Sebab jembatan yang sudah kurang lebih 14 tahun itu merupakan sebagai akses utama yang menghubungkan dua Kecamatan, yakni Kecamatan Weru dengan Tengah Tani.

“Ya kondisinya sudah sangat butuh untuk dibenahi secara permanen, sebab selain jalur utama yang menghubungkan dua kecamatan juga jembatan sebagai solusi pemecah kemacetan di jalur Kedawung-Plered,” ujar Fauzi, Selasa (29/9).

Jembatan yang digunakan selama 24 jam oleh masyarakat di dua kecamatan itu, lanjut Fauzi, kondisinya sangat mengkhawatirkan, sebab selain hanya menggunakan bahan bambu, juga ketika dilewati beberapa kendaraan, jembatan itu bergoyang.

Dikatakannnya lagi, pihaknya sudah sering kali mengajukan proposal untuk pembutan jembatan secara permanen ke dinas-dinas terkait, seperti Bina Marga maupun Cipta Karya, serta ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon. Namun pengajuannya itu hingga kini masih belum membuahkan hasil yang diharapakan.

“Pengajuan terakhir itu di bulan ini, minggu-minggu kemaren. Sebelumnya di tanggal 2 Februari 2015 juga mengajukan, dan di sepanjang tahun 2014 pun sering mengajukan. Bahkan oleh kuwu-kuwu sebelum saya juga sudah sering mengajukan, tapi ya belum ada respons sampai sekarang,” ungkapnya.

Pihaknya sangat mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon, untuk merealisasikan keinginan masyarakat di dua kecamatan tersebut. Sebab jembatan yang pemeliharaannya hanya dari swadaya masyarakat yang berupa dari sisihan koin kencleng seikhlasnya, jalur tersebut merupakan sebagai jalur utama untuk aktivitas ribuan warga sekitar jembatan tersebut.

Salah seorang warga Desa Setu Wetan, Khoiriyah mengatakan, jembatan yang sudah bertahun-tahun hanya menggunakan bambu itu, sudah seharusnya dipermanenkan. Sebab sangatlah membahayakan bagi para pejalan yang melakukan aktivitasnya melalui dua jembatan tersebut.

“Apalagi kalau musim hujan, kondisinya sangat ngeri. Sekarang yang tidak ada air saja kalau dilewati jembatannya goyang. Jadi seharusnya dibuat yang lebih baik atau dipermanenkan, supaya tidak membahayakan masyarakat yang lewat,” ungkapnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*