CIREBON – Polemik terkait sumbangan pembangunan ruang kelas baru di MTsN 9 Cirebon akhirnya mendapat klarifikasi langsung dari pihak sekolah, Kamis (18/9/2025). Kepala MTsN 9 Cirebon, H. Sapi’i., S.Ag., M.Pd.I. menegaskan bahwa sumbangan tersebut bukan kewajiban, melainkan murni himbauan kepada orang tua siswa untuk bersama-sama membantu pembangunan madrasah.

Menurutnya, angka Rp200 ribu yang sempat disebutkan dalam rapat wali murid bukanlah ketentuan yang mengikat, melainkan hanya bentuk penawaran dari komite.
“Rp200 ribu itu bukan angka yang mengikat, hanya sebatas penawaran. Semuanya kembali kepada kesanggupan masing-masing wali murid. Kalaupun tidak memberikan, tidak ada sanksi apapun, tidak ada tekanan apapun dari sekolah kepada siswa,” ujarnya.
H. Sapi’i menambahkan, selain itu tidak ada batasan waktu dalam pengumpulan sumbangan tersebut. Teknisnya sepenuhnya diserahkan kepada komite, sementara pihak sekolah hanya bersifat memfasilitasi.
“Ini lebih kepada himbauan bersama untuk membangun madrasah, tidak ada unsur pemaksaan sama sekali,” jelasnya.
Sebelumnya, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Cirebon, H. Jajang Badruzzaman, menyatakan akan melakukan tabayyun guna meminta penjelasan resmi terkait info tersebut. Menurutnya, langkah ini penting agar semua pihak memahami duduk persoalan secara jernih.
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak sekolah berharap suasana menjadi lebih kondusif. “Intinya kami ingin membangun bersama, tanpa memberatkan wali murid,” tutup H. Sapi’i.
Sementara itu, Ketua Komite MTsN 9 Cirebon, Drs. H. Sodik, M.M.Pd., menjelaskan bahwa persoalan penarikan dana berawal dari adanya rapat wali murid yang membahas kebutuhan ruang kelas di sekolah. Ia menegaskan, komite sepenuhnya siap mengikuti arahan dan instruksi dari Kementerian Agama Kab Cirebon, karena leading sector MTsN berada di bawah kewenangan Kemenag Kabupaten Cirebon.
Menurutnya, tidak ada unsur paksaan dalam rencana tersebut. “Sifatnya hanya berupa himbauan kepada wali murid yang ingin membantu secara sukarela. Sekolah memang mengalami kekurangan tiga ruang kelas, namun secara kondisi saat ini hanya dapat diupayakan pembangunan satu ruang kelas terlebih dahulu, dan itu pun melalui partisipasi sukarela wali murid,” pungkasnya. (jay/crd)
Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung