Home » Cirebon » Awal Tahun Ditinjau Bupati, Proyek Sungai Cipager Akhirnya Digarap Asal-asalan?

Awal Tahun Ditinjau Bupati, Proyek Sungai Cipager Akhirnya Digarap Asal-asalan?

CIREBON – Pada bulan Februari 2016 silam, Bupati Cirebon beserta tim baik dari BBWSCC dan dinas PSDAP meninjau langsung kondisi bantaran sungai Cipager yang berada di Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber yang konon sudah sangat mengkhawatirkan. Selang beberapa bulan proyek senderan tersebut lambat laun mulai dikerjakan baik dari BBWSCC maupun dari Dinas PSDAP itu sendiri.

Namun yang dikeluhkan masyarakat sekitar bantaran sungai Cipager saat ini kondisi pekerjaan yang dilakukan oleh dinas PSDAP sangat tidak memuaskan, pasalnya anggaran yang begitu besar hingga mencapai 900 juta tersebut malah dikerjakan asal-asalan.

Pengerjaan proyek senderan Sungai Cipager di Kelurahan Kemantren, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon diduga asal-asalan. Selain itu, batu yang digunakan pun hanya menggunakan batu kali setempat dan besi yang digunakan tak sesuai dengan peruntukannya.

Hal tersebut dikeluhkan oleh salah satu warga Rifki (37 tahun) dirinya melihat langsung praktek curang yang dilakukan oleh pemborong. “Kita lihat sendiri bagaimana praktek curang yang dilakukan oleh pemborong, di sungai itu kan banyak batu, masa batunya dipakai untuk pembangunan senderan tersebut, lah anggarannya kan banyak kenapa musti pake batu yang ada disungai, “katanya, Kamis (15/12/2016)

Disampaikan juga, bukan hanya batu yang digunakan dari sungai tetapi besi untuk penyangga senderan pun sangat sedikit. “Setelah kami tegur kenapa menggunakan batu dari sungai, keesokan harinya pemborong tersebut membeli batu, tetapi lagi-lagi batu yang dibelipun tidak sesuai, masa mau pake batu cadas, yang ada pekerjaan tidak sempurna, yang ada kita masih was-was karena pekerjaan asal-asalan,” ungkapnya.

Hal tersebut bukan hanya diketahui Rifki namun warga lain, Makmun (30 tahun) juga mengeluhkan pengerjaan proyek tersebut. Menurutnya, dengan pengerjaan yang hanya terhitung 10 hari lagi sangat dimungkinkan tidak bakal terselesaikan. Sebab, hingga sampai sekarang pengerjaan diperkirakan kurang dari 60 persen dan pekerja juga seringkali berhenti karena tidak ada stok barang untuk melanjutkan pengerjaan.

“Panjang senderan yang harus dikerjakan 40 meteran, tapi sekarang baru selesai kurang dari 30 meter. Dan tinggi yang seharusnya dikerjakan 13 meter dan sekarang paling baru tujuh meteran. Saya yakin tidak bakal selesai dengan waktu yang hanya 10 hari lagi. Sebab pekerja juga sering berhenti karena tidak ada barang, “ungkap Makmun.

Ia pun mengakui, pengerjaan senderan lebih bagus yang menjadi kewenangan BBWSCC yang tak jauh dari lokasi pengerjaan senderan tersebut. Bahkan, katanya, BBWSCC telah memberi lebih untuk panjang pengerjaan tanggul yang disender serta kualitas barang-barang yang digunakan juga sangat jauh dari yang sekarang dikerjakan.

Ia meminta kepada pemborong yang bersangkutan agar serius dan memberikan kualitas bangunan pada senderan itu, agar katanya, tak hanya membuang-buang anggaran negara tersebut. “Seharusnya pemborong fokus selesaikan senderan ini dulu, ini sih malah sebagian pekerjanya dipindah ke proyek lain. Bagaimana bisa cepat selesai dan hasilnya baik,” katanya.

Sementara itu saat dikonfirmasi, pemborong proyek senderan tersebut, Nana menyampaikan, terkait penggunaan batu dari kali sebenarnya atas permintaan warga setempat karena untuk menghindarkan arus sungai yang deras. Maka katanya, harus membuat jalur air yang agak jauh dari pengerjaan senderan. Adapun terkait pengerjaan yang asal-asalan, ia mengakui semuanya sudah sesuai dengan spek telah ditentukan. “Kalau batu cadas itu untuk mengurug saja. Dan insya Allah bisa selesai sampai tanggal 25 Desember nanti,” ujar Nana.

Hal itu yang membuat warga setempat mengeluh, karena dikhawatirkan tak bertahan lama. Padahal seringkali warga komplen terhadap pemborong yang mengerjakan proyek tersebut. Namun, tak dihiraukan oleh yang memegang pengerjaan senderan yang nilainya hampir Rp 1 miliar itu. Perlu diketahui pekerjaan pembangunan dan peningkatan sumber air, pekerjaan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya dan program pengendalian banjir, waktu pelaksanaan 75 hari kalender, biaya Rp 922.803.000, pelaksana CV. Trijaya Teknik. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*