CIREBON – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Cirebon melalui Bidang Kebinamargaan mengalokasikan anggaran sebesar Rp162 miliar pada tahun 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai kegiatan, mulai dari rekonstruksi dan pemeliharaan berkala jalan, pembangunan jembatan, hingga pembangunan drainase.
Kepala DPUTR Kabupaten Cirebon, Iwan Rizki, menjelaskan bahwa dari total anggaran tersebut, terdapat 88 kegiatan rekonstruksi jalan, 53 kegiatan pemeliharaan jalan berkala, serta satu kegiatan pembangunan jembatan.
“Dari anggaran Rp162 miliar itu, kualitas jalan yang ditingkatkan hanya sepanjang 54 kilometer. Dalam anggaran perubahan, Bidang Bina Marga juga memperoleh tambahan anggaran Rp18 miliar. Sebanyak Rp15 miliar digunakan untuk peningkatan tiga ruas jalan, yaitu Gebangilir–Waled, Sindanglaut–Pabuaran, dan Kalipasung–Serang. Sisanya, Rp3 miliar, dialokasikan untuk kegiatan lain,” ungkap Iwan.
Dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 1.240,31 kilometer, kondisi baik tercatat sepanjang 844 kilometer, dan kondisi sedang sepanjang 207,2 kilometer.
“Jadi, total panjang jalan dalam kondisi mantap (baik dan sedang) adalah 1.051 kilometer,” ujarnya.
Sementara itu, jalan dalam kondisi rusak ringan mencapai 36,24 kilometer, sedangkan yang rusak berat sepanjang 152,96 kilometer. Total jalan yang rusak—baik ringan maupun berat—adalah 189,2 kilometer.
“Untuk menangani jalan rusak tersebut, kita membutuhkan anggaran sekitar Rp900 miliar,” imbuhnya.
Iwan juga menyampaikan bahwa tahun ini, DPUTR tidak menerima alokasi dana dari pemerintah provinsi maupun pusat (DAK/DAU). Peningkatan dan pemeliharaan jalan sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cirebon.
“Kalau untuk bagi hasil dari pajak kendaraan, kami belum mendapatkan informasi pasti. Mungkin baru tahun depan,” tambahnya.
Menjawab pertanyaan soal ruas jalan yang sudah menggunakan metode rigid pavement (betonisasi), Iwan menyebut dari total panjang jalan kabupaten, baru sekitar 80 kilometer yang telah dibeton.
“Masih sedikit yang menggunakan beton, Mas. Tapi sesuai arahan Pak Bupati dan Pak Wakil Bupati, ke depan kita diarahkan untuk menerapkan rigid pavement di semua ruas jalan. Meski begitu, pelaksanaannya tetap tergantung kondisi di lapangan. Jika struktur tanah labil, kita beton. Tapi kalau masih memungkinkan, cukup dengan hotmix,” jelasnya.
Meski demikian, keluhan dari warga terus bermunculan, terutama di media sosial. Salah satu warganet menulis: “Kapan diperbaiki? Jalanan di Cirebon Timur makin rusak parah, banyak yang berlubang dan rawan kecelakaan. Jangan cuma janji!”
Warga lainnya juga mempertanyakan mengapa titik-titik jalan rusak yang jelas terlihat belum tersentuh perbaikan, padahal anggaran sudah disebut-sebut cukup besar. Sedangkan pemerintah sendiri menjanjikan perbaikan akan dimulai pada bulan Juli 2025 ini. (Jay)
Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung