Konsultan : Banyak Di Protes, Padahal PGTC Untuk Kemajuan Kabupaten Cirebon
CIREBON – Rencana pembangunan Pusat Grosir Tegal Gubug Cirebon (PGTC) diareal pasar sandang Tegal Gubug menuai banyak protes. Kali ini datangnya dari Paguyuban Caruban Nagari.
Salah satu pengurus Paguyuban Caruban Nagari, Afrizul mempertanyakan, jika proses administrasi rencana pembangunan PGTC itu sesuai dengan SOP yang benar, tentu saja tidak akan terjadi polemik para pedagang seperti ini. “Artinya, fatwa bupati untuk pendirian PGTC harus ditinjau ulang,” tegasnya.
Dikatakan Izul, kalau pun sampai terjadinya PGTC dibangun dan berdiri tolong lanjut dia, perhatikan pedagang yang bermodal kecil lantaran tidak mampu membeli kios mengingat harga kios di PGTC mencapai ratusan juta. “Tolong perhatikan pedagang yg berdomisili Tegal Gubug. Artinya, jangan sampai pribumi hanya sebagai penonton ditanah kelahirannya dan terusir oleh aseng-aseng yang bermodal besar dengan dalih investasi,” harapnya.
Sementara itu, konsultan pembangunan PGTC, Iwan mengungkapkan mengapa PGTC perlu hadir di wilayah Tegal Gubug Kabupaten Cirebon? salah satunya ialah mengikuti perkembangan jaman yaitu infrastuktur yang sedang berkembang dan pihaknya tidak menginginkan Kabupaten Cirebon tertinggal dari daerah lain. “Saya tidak ingin itu terjadi, salah satunya dengan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan belum lagi tol Cipali dan Tol Karawang yang langsung menuju akses Kabupaten Cirebon,” katanya.
Belum lagi, masih dikatakan Iwan, para pengusaha dari Malaysia kalau berbelanja ke Bandung dan dengan adanya tol yang menghubungkan ke Kabupaten Cirebon sehingga mempercepat waktu. “Disisi itupun bukan hanya yang sering belanja ke Bandung saja, namun orang Jakarta pun bisa belanja ke Tegal Gubug karena perjalanan cepat. Bahkan di Tanah Abang itu banyak pembeli dari Afrika begitu juga warga Indonesia dari Jawa hingga Papua itu ke Tanah Abang,” ungkap Iwan.
Dengan hadirnya PGTC yang konon kata pedagang dan warga Tegal Gubug akan mematikan pedagang yang ada. Pihaknya sama sekali dengan adanya PGTC itu tidak menggangu pedagang-pedagang lama. “Kita harus tetap menjaga kelestarian dan kearifan lokal pasar sandang Tegal Gubug tersebut. Kami tidak akan menyentuh pelanggan-pelanggan para pedagang pasar sandang Tegal Gubug namun kami hanya memberikan sajian lain, itu kembalikan lagi kepada hak pembeli, mau beli ke pedagang asli pasar sandang Tegal Gubug atau ke kami (PGTC, red) kita tidak memaksakan,” jelasnya.
“Kami tidak akan menggusur dan merevitalisasi pasar yang ada. Dan kami akan membina UMKM disana termasuk dengan Pemda. Karena UMKM merupakan suatu tonggak perekonomian,” sambungnya.
Diakhir, Iwan menambahkan, pihaknya akan selalu berkomunikasi aktif dengan para pedagang bahkan pihaknya peduli untuk kemajuan Kabupaten Cirebon. “Kami juga akan fasilitasi dengan pedagang setempat dengan saling menguntungkan. Yuk bangun Kabupaten Cirebon. Kota Cirebon sudah punya CSB ya Kabupaten harus punya pasar sandang Tegal Gubug terbesar se-Asia Tenggara,” tukasnya. (gfr)
Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung