CIREBON – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, RSUD Waled Kabupaten Cirebon kembali menggelar berbagai kegiatan. Rangkaian acara berlangsung sepekan menjelang 17 Agustus, meliputi donor darah, pembagian bendera merah putih kepada masyarakat, serta pemeriksaan kadar gula darah gratis yang terbuka untuk umum.

Plt. Direktur RSUD Waled, dr. Hj. Dwi Sudarni, MARS, saat ditemui Jabar Publisher, Sabtu (16/08/2025), menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud partisipasi rumah sakit dalam memeriahkan HUT RI.
Tak hanya kegiatan eksternal, di lingkungan internal rumah sakit juga digelar aneka lomba untuk mempererat kebersamaan, seperti lomba menghias ruangan, karaoke, jalan santai, lomba membuat tumpeng, hingga berbagai hiburan lainnya. Puncaknya, pada 17 Agustus 2025 RSUD Waled akan melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di area rumah sakit.
Dari pantauan Jabar Publisher di lokasi, ratusan pegawai RSUD Waled tampak kompak mengikuti jalan sehat. Mereka berangkat dari halaman RSUD Waled menuju Desa Pasaleman dengan melewati jembatan Sungai Cisanggarung. Sepanjang rute, suasana akrab dan penuh kekeluargaan begitu terasa. Jajaran manajemen RSUD Waled juga turut serta dan menuntaskan kegiatan hingga garis akhir. Sesampainya kembali di rumah sakit, para peserta mendapatkan doorprize yang kemudian diundi di lantai 4 RSUD Waled dilanjutkan dengan rangkaian acara hiburan dan ramah tamah.
Meski demikian, dr. Dwi mengungkapkan bahwa pelaksanaan kegiatan tahun ini tidak lepas dari tantangan. Menurutnya, kebijakan efisiensi pemerintah berdampak pada keterbatasan anggaran yang diterima rumah sakit.
“Memang kami terdampak efisiensi, tidak mendapat alokasi khusus dari pusat. Artinya, untuk operasional harus mencari sumber dana mandiri, salah satunya dari uang pelayanan. Aturan yang kini berlaku menegaskan bahwa RSUD bersifat sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Dengan 155 diagnosa yang harus tuntas di faskes pertama (puskesmas), otomatis jumlah pasien di RSUD berkurang sehingga pendapatan pun menurun,” papar Dwi.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk tidak bergantung penuh pada anggaran pusat.
“Proses klarifikasi dan validasi anggaran kini sangat ketat, sehingga tidak semua proposal bisa langsung disetujui. Rata-rata hanya sekitar 70 persen yang disetujui di tahap awal, sisanya baru cair enam bulan kemudian. Kondisi ini tentu berpengaruh pada cash flow rumah sakit. Namun untuk kegiatan memperingati kemerdekaan, kami berusaha semaksimal mungkin secara mandiri. Walaupun ada keterbatasan, semangat kemerdekaan tetap bisa kami rayakan bersama,” ujarnya menegaskan. (red/adv)




Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung