TASIKMALAYA – Seorang pemuda di Tasikmalaya selama tujuh tahun lebih harus menjalani kehidupannya di dalam pasungan. Pemuda bernama Awaludin (23) warga Sudimara, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmlaya itu, terpaksa dipasung oleh orang tuanya lantaran menderita gangguan jiwa. Putra pertama Abdul Hadi (55) itu awalnya stres lantaran tak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, seperti dicita-citakannya.

Berawal dari kemiskinan yang didera Abdul Hadi(55). Hingga kemudian, diapun tak mampu memenuhi keinginan putranya, Awaludin, untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Saat itu, Awaludin baru lulus dari SD.
Kemudian dia merengek minta melanjutkan pendidikannya ke SMP. Karena penghasilannya dari berdagang es keliling tak mencukupi, Abdul Hadi terpaksa menyetop pendidikan formal Awaludin hingga SD.
“Dari sana anak saya mulai menjadi pemurung dan sering melamun, hingga kemudian menderita gangguan jiwa. Saya tak bisa membawanya berobat karena terbentur biaya. Hingga kemudian kami memutuskan untuk memasungnya,” ujarnya saat ditemui jabarpublisher.com, di rumahnya, Sabtu (28/5/2016).
Sejak itulah, kehidupan Awaludin berubah. Diapun harus menjalani hidup dalam pasungan. Awaludin tak bisa berbuat apa-apa. Pemuda ini hanya bisa diam dan berteriak-teriak. “Ya, dia dipasung karena sering ngamuk,” kata Abdul Hadi. (and)
Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung