CIREBON – Sebanyak 173 peserta kuliah kerja nyata (KKN) wasana praja program S1 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dilepas Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra, Selasa (27/4/2016) sore, di halaman kantornya. Selama 29 hari ke depan mereka akan menyebar di 14 desa pada 3 kecamatan di Kabupaten Cirebon.

Bupati Sunjaya saat melepas peserta KKN IPDN
Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra mengatakan ke173 peserta KKN dari wasana praja IPDN itu akan ditempatkan ditiga Kecamatan, ketiga Kecamatan yang menjadi sentral KKN tersebut ialah Kecamatan Losari, Pabedilan dan Gebang. mengapa para peserta KKN ini di tempatkan di tiga kecamatan yang notabene adalah wilayah pesisir.
“Kita sebelumnya sudah berkonsultasi dengan sekolahan IPDN, dan muncullah tiga kecamatan tersebut, tetapi saya peringatkan diawal karena wilayah pesisir itu notabene adalah berkarakter keras dan tegas tetapi hatinya lunak maka berhati-hatilah saat melakukan tugas KKN, jaga ucapan, lisan dan tindakan,” katanya usai melepas peserta KKN.
Dikatakannya, para peserta ini akan melakukan kuliah kerja nyata selama 29 hari kedepan. “Ini kan KKNnya didesa mudah-mudahan ada imbas dan dampak baik bagi desanya tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu Pembantu Rektor 1 IPDN bidang Akademik, Prof. dr Khasan Effendi, M.Pd menuturkan program ini dilakukan untuk mengembangkan pemberdayaan terhadap masyarakat di wilayah pantura. Wilayah pantura ini adalah sebagai salah satu sasaran pemberdayaan dan penguatan pemerintahan desa untuk IPDN, nah penguatan ini didasarkan dari IPDN. “IPDN terus melakukan perubahan-perubahan yang sistemik melalui saluran-saluran pemerintahan,” katanya.
Mengapa Cirebon dipilih sebagai lokasi tempat KKN, kata dia, karena IPDN sedang melakukan di daerah pesisir. Setelah 5 tahun kebelakang melakukan kajian di daerah pedalaman. “Nah sekarang kita sisir wilayah pesisir. Kedepan setelah wilayah pesisir yang kita sisir akan merambah ke wilayah Brebes, Tegal hingga perbatasan Pekalongan,” jelasnya.
Program spesifik lainnya yaitu, lanjut dia, karena IPDN ini sudah siap terjun ke daerah sebagai golongan 3A, untuk itu mereka harus mampu dan harus bisa bagaimana yang sudah memperoleh didikan di IPDN itu mengaplikasikan ilmunya kepada daerah-daerah atau desa-desa yang dianggap berpeluang untuk dikembangkan.
“Kunci itu adalah pertemuan antara teori dengan kondisi praktek yang ada. Oleh karena itu mereka akan melihat apakah sudah Perdes disetiap desa tersebut lalu apa kendala implementasinya, nah mereka akan terus melakukan perkembangan itu. Dan hasil dari itu akan dilaporkan ke lembaga, sehingga lembaga bisa melanjutkan kepada pemerintah daerah,” pungkasnya. (gfr)
Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung